Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2024

Angan

  Angan S. Amalia Rizki (Jambi, 10 Agustus 21) Angan sebuah tempat aman untuk menyimpan cinta dalam kepala.  Di tempat itu, aku leluasa mengungkapkan perasaan tanpa gemetar, tanpa keringat yg mengucur dan tanpa lidah yg keluh Mengatakan "Aku mencintaimu" adalah kemerdekaan yang dapat dilakukan di tempat itu. Sungguh, aku juga berangan-angan bahwa ternyata diam-diam Dia menyukai, mencintai dan senang berada di dekatku. Sungguh aku mengangan-angankan hal seperti itu.

SEMU

  SEMU (Siti Amalia Rizki, Mei 2020) Ketakutan, Syok, Cemas, berdebar diikuti nafas yg terbatas. Berbicara tdk bersuara Bergerak tak dpt melangkah Melawan , Tentu saja ingin. Namun seketika mati rasa. Seperti cermin yg terlepas Namun itu bukan cerminan diri Mengintai, mencari, mengintip dan menemukannya Seperti kuat namun ketakutan Di atas atap, bersembunyi, mengintip dan Mengintai saya. Dia keluar saya melawan,  dia melawan saya menjadi kaku Kaku bukan berarti menyerah Mencoba terus-menerus melawan Walau tau ternyata fatamorgana Bunga tidurku membangunkan Ibuku dan aku JAMBI, 3 Mei 2020

Puisi

  08.25 07.40 N 07.15 08.40 (S. Amalia Rizki, Maret 2021) 0850 0700 0750 0835 0840 ini bukan nomor rekening Juga bukan saldo tabungan Bukan hasil menghitung Apalagi nomor togel Ini hanyalah angka Tersirat makna bagi yang mengetahui Kalian boleh menerka-nerka Namun tidak harus memaksa untuk tahu Cukup Aku dan Dia yang kutuju Mendekatlah, nanti akan kuberi tahu Wahai kau yang selalu dipikiranku

Keripik Kentang Pilihan

Keripik Kentang Pilihan (S. Amalia Rizki, OKT 2020) Tergoda antara dua keripik kentang dengan merek yang berbeda Sama-sama punya rasa yang aku sukai Aku takut untuk memilih 1 diantara 2 merek keripik kentang. Agar tidak ada keripik yang terluka atau kecewa. Akhirnya aku memilih berpuasa keripik kentang.

TENTARA KECIL TUHAN

  TENTARA KECIL TUHAN (Cipt: Siti Amalia Rizki, NOV 2020) Engkau siapa ? Berani-beraninya kau membuat kami untuk tetap di rumah Kau tak terlihat, Tapi mengapa kami begitu takut ? Padahal, kau sangat kecil Tapi, mengapa kau terlahir mematikan ? Kami mengutukmu ! Tapi mengapa kutukan itu malah berbalik kepada kami ? Entahlah ! Kau pasti tau bahwa kini semua orang takut padamu Meskipun kau dengan tangan kosong Namun, kau seperti menembakkan peluru-peluru kecemasan kepada kami Lalu peluru-peluru itu menjadi asap yang semakin menyebar Sedangkan kami, Tidak memiliki senjata untuk melawan Hanya masker dan handsanitizer sebagai perisai diri Oh . . . Tuhan . . . Tolong ambil kembali tentara-tentara kecilmu Sudah terlalu lama dia berkelana Tentaramu terlalu egois untuk menguasai seisi bumi Tolong . . . bawa mereka pergi Tidakkah Engkau mendengar do’a-do’a kami ? #17NOV2020

Senja Palsu

  Senja Palsu (S. Amalia Rizki, Januari 2021) Tuhan, terimakasih engkau telah menunjukan bahwa senja yang diharapkan tidaklah lebih indah dari dugaanku. Dan p elangi yang kutunggu-tunggu ternyata tidak bersinar ditempatku, melainkan di langit lain. #5Januari2021