MAKALAH BAHASA INDONESIA
APRESIASI TEATER NONTRADISIONAL
Nama
: Siti Amalia Rizki (I1D115001)
SENDRATASIK
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS JAMBI
2015
KATA
PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Allhamdulillah segala puji bagi Allah SWT dan salawat salam
untuk junjungan kita yakni Muhammad SAW yang mengantarkan kita pada cahaya
islam.
Terimakasih
kepada Ibu Irma selaku Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan
tugas ini kepada kami. Terimakasih juga kepada kedua orang tua saya yang telah
memberikan semangat untuk terus belajar dan berkreasi.
Saya
sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka untuk menambah wawasan
serta apresiasi akan teater
nontradisional.
Sebelumnya
kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan penulisan.
Jambi, September 2015
penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah .................................................................................. 1
1.3
Tujuan .................................................................................................... 2
1.4
Manfaat .................................................................................................. 2
BAB
2 PEMBAHASAN
1.1
Definisi Teater Nontradisional ............................................................... 3
1.2
Persamaan dan Perbedaan antara Teater Tradisional
dengan Nontradisional 3
1.3
Teknik Mengolah Tubuh, Pikiran dan Suara
.......................................... 4
1.4 Tokoh-Tokoh
Nontradisional ................................................................. 6
BAB
3 PENUTUP
1.1
Simpulan ................................................................................................. 9
1.2
Saran....................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
APRESIASI TEATER NONTRADISIONAL
Siti Amalia Rizki
(I1D115001)
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Ada banyak cara untuk melestarikan keberadaan teater
nontradisional.Usaha itu bisa kita mulai dengan cara mengapresiasi
bentuk-bentuk teater nontradisional Nusantara. “Apresiasi adalah kegiatan
mencermati, menikmati, dan menghayati suatu karya seni sehingga mampu memaknai
karya seni tersebut” (Indra, dkk., 2010: 153).
Teater
nontradisional merupakan teater yang cara penyajiannya sudah berbeda dengan tradisional. “Menurut Achmad teater
modern merupakan suatu bentuk yang sering disebut juga teater tradisional”
(Kartono, dkk., 2013: 223).
Hal
yang paling menonjol dalam pementasan teater nontradisional adalah selalu
mengandalkan naskah dan tidak lagi
mengandalkan penari dan penyanyi. “Keberagaman
perwatakannya itu dapat diamati dari dialog-dialognya” (Suparno, 2009: 22).
Selain mengapresiasi, usaha untuk melestarikan teater nontradisional
Nusantara bisa dilakukan dengan cara mengekspresikan bentuk-bentuk teater
nontradisional seperti teknik olah tubuh, pikiran dan suara.
Namun
sayangnya banyak yang tidak memahami
perbedaan teater tradisional dan nontradisional. Selain itu banyak
dari mereka tidak mengetahui teknik berteater. Padahal setiap para pemain
teater harus menguasai teknik tersebut agar artikulasi dan penghayatan saat
tampil menjadi sesuai dengan tuntutan peran.
Karna
banyaknya dari para pemain yang sering menggarap cerita mengenai teater
nontradisional serta kurangnya
mengapresiasi, itu membuat saya ingin membahas
makalah mengenai “Apresiasi
Teater Nontaradisional Nusantara”.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa definisi dari teater nontradisional ?
2.
Apa persamaan dan
perbedaan antara teater tradisional dan nontradisional ?
3.
Bagaimana teknik
mengolah tubuh, pikiran dan suara ?
4.
Siapa tokoh-tokoh
teater nontradisional ?
C.
Tujuan
Makalah
ini dibuat sebagai berikut.
1.
Untuk mendeskripsikan
definisi teater nontradisional.
2.
Untuk mendeskripsikan
persamaan dan perbedaan teater tradisional dengan nontradisional.
3.
Untuk
mendeskripsikan teknik mengolah tubuh, pikiran dan suara.
4.
Untuk mendeskripsikan
tokoh-tokoh teater nontradisional.
D.
Manfaat
Makalah
ini ditujukan kepada masyarakat umum
yang ingin belajar dan mengetahui lebih
dalam tentang teater nontradisional beserta teknik mengolah tubuh, pikiran dan
suara
I.
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Teater Nontradisional
Sebelum
kita mengetahui tentang teater nontradisional, kita harus mengetahui terlebih
dahulu apa itu teater.
“Teater terdiri dari
dua arti, yang pertama dalam arti luas yaitu segala tontonan yang dipertunjukkan di depan banyak orang.
Dan yang kedua dalam arti sempit yaitu drama, kisah hidup, dan kehidupan
manusia yang diceritakan di atas pentas,
disaksikan oleh penonton, dengan media percakapan dan gerak tingkah laku baik
menggunakan dekor atau tidak”(Yusra D. Dan Yogiswara, 2015: 1).
Menurut
saya nontradisional berasal dari bahasa inggris yang artinya sesuatu yang
bersifat modern atau tidak mengikuti tradisi yang telah turun temurun.
Maka
dapat disimpulkan bahwa teater nontradisional adalah suatu pertunjukkan yang
bersifat modern dan tidak mengikuti tradisi yang telah turun temurun. Selain
itu menurut Kartono, dkk., (2013: 224)
“Teater nontradisional
juga mendapat pengaruh dari teater dunia
barat atau mancanegara”.
B.
Persamaan
dan Perbedaan Teater Tradisional dengan Teater NonTradisional
Sebelum
mempelajari bagaimana tekhnik olah tubuh, kita harus mengetahui terlebih dahulu
persamaan dan perbedaan antara Teater Tradisional dengan non Tradisional.
Menurut
Kartono, dkk., (2013: 225) teater tradisional dengan nontradisional mempunyai Persamaan
dan Perbedaan.
1. Persamaan
a. Memiliki
perlengkapan yang sama,seperti dekorasi, tata busana, tata musik, dan tata
rias.
b. Memiliki
fungsi yang sama, yaitu sebagai media ekspresi, sarana hiburan, dan media
pendidikan.
c. Memiliki
anatomi drama yang sama, yaitu baba, adegan dan dialog.
2. Perbedaan
No.
|
Teater
Tradisional
|
No.
|
Teater
Nontradisional/ Kontemporer
|
a.
|
Bertolak
dari sastra lisan
|
a.
|
Bertolak
dari sastra drama
|
b.
|
Tidak
ada naskah
|
b.
|
Ada
naskah drama
|
c.
|
Sumber
cerita dari kerajaan atau dongeng
|
c.
|
Sumber
cerita dari kehidupan masyarakat sehari-hari
|
d.
|
Bersifat
improvisasi
|
d.
|
Peran
sudah dibagi sesuai naskah
|
e.
|
Bersifat
statis
|
e.
|
Bersifat
dinamis
|
f.
|
Mengandalkan
segi tari dan lagu
|
f.
|
Mengandalkan
segi gerak dan dialog
|
C.
Teknik Mengolah Tubuh, Pikiran dan Suara
1.
Teknik Olah
Tubuh
Dalam teknik olah tubuh kali ini, kalian akan melakukan latihan
pemanasan sebagai berikut (Irwan, dkk., 2010: 164).
a.
Pemanasan Jari
dan Pergelangan Tangan
1)
Rapatkan
jari-jari tangan satu sama lain, kemudian putar telapak tangan menjauhi tubuh.
2)
Tekan telapak
tangan bersamaan dan regangkan pergelaran tangan.
3)
Tekan punggung
tangan bersamaan dan regangkan pergelangan tangan.
b.
Pemanasan Siku
1)
Fleksi siku
dengan cara tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan menyentuh pundak.
2)
Ekstensi siku
dengan cara menjulurkan tangan kanan lurus ke depan dan tangan kiri menyangga
siku tangan kanan.
c.
Pemanasan Bahu
1)
Silangkan
lengan-lengan di depan tubuh dan genggamlah bahu-bahu yang berlawanan.
2)
Letakkkan siku
kanan di belakang kepala dan gunakan tangan kiri untuk membuat topangan
regangan.
3)
Letakkan siku
kiri di belakang kepala dan gunakan tangan kanan untuk membuat topangan
regangan.
4)
Letakkan satu
tangan di atas kepala dan di belakang
punggung. Cobalah untuk mempertemukan jari-jari tangan.
2.
Teknik Olah Pikiran
Dalam teknik olah pikiran kali ini, kalian akan melakukan latihan
konsentrasi dengan indra pendengaran (Irawan, dkk., 2010: 165).
a.
Konsentrasi pada
sumber suara yang paling lemah dan dekat (latihan ini benar-benar mendengar
bukan menghayal atau berimajinasi).
b.
Kalau sudah
mendengar bunyi tersebut, kemudian simpan dalam ingatan. Latihan dilanjutkan
dengan menambah jarak dari sumber bunyi.
c.
Latihan
mendengar ini bisa dilakukan dengan membedakan bermacam-macam bunyi dan dari
sumber apa bunyi tersebut.
3.
Teknik Olah
Suara
Dalam teknik olah suara kali ini, kalian akan melakukan latihan
bergumam. Fungsi gumam adalah sebagai pemanasan organ produksi suara (Irawan,
dkk., 2010: 166).
a.
Tarik napas,
tahan, dan hembuskan dengan cara bergumam. Fokus gumaman ini pada rongga dada.
Rasakan getaran pada rongga dada pada waktu kita bergumam.
b.
Tarik napas,
tahan dan hembuskan dengan cara bergumam. Fokus gumaman ini pada batang tenggorokan
trakea. Rasakan getaran pada batang tenggorokan pada waktu kita bergumam.
c.
Tarik napas,
tahan dan hembuskan dengan cara bergumam. Fokus gumaman ini pada hidung atau
nasal. Rasakan getaran pada rongga hidung pada waktu kita bergumam.
D.
Tokoh-Tokoh Teater Nontradisional
1.
Tokoh-Tokoh
Teater Modern
Tokoh-tokoh teater modern sudah ada sejak zaman pendudukan Jepang,
kemudian berkembang hingga tahun lima puluhan (Kartono, dkk., 2013: 225). Tokoh
teater modern pada masa ini di antaranya sebagai berikut.
a.
Sanoesi Pane
Menurut
Kartono, dkk., (2013: 225) Sanoesi Pane dilahirkan di Muara Sipongi (Tapanuli)
pada tanggal 19 November 1905 dan meninggal pada tanggal 2 Januari 1968. Ia
pernah memimpin Majalah Timbul dan Harian Kebangunan, menjadi redaktur Balai Pustaka,
dan pada zaman pendudukan Jepang menjadi Kepala Kantor Pusat Kebudayaan.
Karya-karya dramanya, anatara lain : Airlangga (1928), Kertajaya (1932),
Sandyakala Ning Majapahit (1933), dan Manusia Baru (1940).
b.
Armyn Pane
Menurut
Kartono, dkk., (2013: 226) Armyn Pane lahir pada tanggal 18 Agustus 1908 di
Muara Sipongi (Tapanuli) dan meninggal di Jakarta pada tanggal 16 Februari 1970. Ia pernah menjadi wartawan di Surabaya
dan pernah menjadi guru bahasa dan sejarah di Taman Siswa Kediri, Malang dan
Jakarta. Karya-karyanya yang terkenal adalah Jinak-Jinak Merpati (kumpulan
drama), Barang Tiada Berharga dan Antara Bumi dan Langit.
c.
Idrus
Menurut
Kartono, dkk., (2013: 226) Idrus lahir di Padang pada tanggal 21 September 1921
dan meninggal di Padang pada tanggal 18 Mei 1979. Idrus termasuk sastrawan
angkatan ’45. Ciri-ciri karyanya adalah kalimatnya singkat-singkat, cenderung
bercorak sinis, bersifat realistis, dan terdapat pengaruh Sigmund Freud.
Beberapa karya Idrus yang berjenis drama adalah Keluarga Suruno, Dokter Bisma,
Jibaku Aceh (drama radio), dan Kejahatan Membahas Dendam.
d.
Usmar Ismail
Menurut Kartono, dkk., (2013: 226) Usmar lahir di
Bukittinggi pada tanggal 2 Januari 1921 dan meninggal di Jakarta pada tanggal 2
Januari 1971. Usmar terkenal sebagai pelopor angkatan ’45 dalam bidang drama.
Karya- karyanya adalah Mutiara dari Nusa Laut, Puntung Berasap, Sedih dan Gembira, dan Mekar Melati.
2.
Tokoh-Tokoh
Kontemporer
a.
W.S Rendra
Dalam
dunia teater , Rendra dikenal sebagai pakarnya. Ketika membaca puis, ia selalu
memadukanya dengan dunia teater dan sangat cantik dalam membaca puisi dan
bermain drama. Hal inilah yang menjadikanya dijuluki “Si Burung Merak”.
Beberapa karyanya adalah Bip-Bop, Rambate Rata-Rata, Panembahan Reso, dan Di Mana
KAu Saudaraku. Karya-karya tersebut adalah karya eksperimental berupa drama
mini kata. Drama ini dikembangkan dengan gerak dan tarian modern (Kartono,
dkk., 2013: 227).
b.
Arifin C. Noer
Arifin
Noer dikenal sebagai sutradara yang bertangan dingin. Ia selalu berhasil dalam
setiap penyutradaraan film. Sebelumnya pada tahun 50-an ia dikenal sebagai
penulis drama. Drama yang terkenal adalah Kasir Kita, Kapal-Kapal dan Mega-Mega
dan drama yang berkisah tentang hakikat kebahagiaan yang berjudul Di Bawah
Naungan Tuhan (Kartono, dkk., 2013: 228).
c.
Putu Wijaya
Putu
Wijaya juga dikenal sebagai penulis cerita pendek. Karya-karya drama Putu W.
bersifat abstrak, nama tokoh tidak jelas, dan dialognya singkat-singkat.
Karya-karyanya yang berupa drama adalah Aduh, Bom dan Ssst. Putu W. pernah bergabung dengan Rendra dan Arifin di
Bengkel Teater Rendra (Kartono, dkk., 2013: 228).
d.
Iwan Simatupang
Menurut Kartono, dkk., (Kreasi Seni Budaya,2013: 228) “Iwan dikenal
sebagai sastrawan. Selain menulis drama, Iwan juga menulis prosa, diantaranya
Merah dan Kering. Dramanya yang terkenal berjudul Teman baik prosa maupun
dramanya bersifat abstrak”.
II.
PENUTUP
A.
Simpulan
Maka
dapat disimpulkan bahwa teater nontradisional adalah suatu pertunjukkan yang
bersifat modern dan tidak mengikuti tradisi yang telah turun temurun.
Teater tradisional dengan nontradisional memiliki
persamaan dan perbedaan. Persamaanya adalah dari segi perlengkapan, fungsi dan
anatomi dramanya. Sedangkan perbedaanya dapat dilihat dari teater
nontradisional yang diambil dari bentuk sastra drama, adanya naskah, sumber
cerita dari kehidupan masyarakat sehari-hari, pembagin peran sesuai naskah dan
bersifat dinamis.
Selain itu dalam berteater yang baik kita juga harus
mempelajari teknik dalam mengolah tubuh untuk pemanasan, pikiran untuk
mengontrol ketenangan dan ingatan dan suara untuk vocal yang jelas dan lantang.
Selain itu tokoh-tokoh yang berpengaruh dengan teater
nontradisional adalah tokoh-tokoh teater modern dan Kontemporer. Tokoh dari
teater modern yaitu, Sanoesi Pane, Armyn Pane, Idrus, dan Usmar Ismail.
Sedangkan tokoh-tokoh teater kontemporer yaitu, W.S. Rendra, Arifin C. Noer,
Putu Wijaya, dan Iwan Simatupang.
B.
Saran
Kritik
dan saran untuk perbaikan makalah ini sangat saya harapkan.
DAFTAR
PUSTAKA
D,
Yusra dan E.M. Yogiswara. Berkenalan
dengan Drama: Jakarta: Bukupop
Indra
Irawan, E., 2010. Seni Budaya dan
Keterampilan. Bandung: Yrama Widya.
Kartono, A.,
dkk. 2013. Kreasi Seni Budaya.
Jakarta: Ganesha Exact.
Suparno.
2009. Bahasa dan Sastra Indonesia.
Jakarta: Bailmu.
Komentar
Posting Komentar